Senin, 08 November 2010

MMI (Majelis Mujahid Indonesia)

a.     Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) diresmikan pada tanggal 7 Agustus 2000. Dasar pemikiran MMI erat kaitannya dengan keinginan sebagian umat Islam untuk mendirikan Daulah Islamiyah atau Negara Islam. Mereka berpendapat bahwa Islam itu adalah din wa daulah.
Latar belakang yang menjadi alasan berdirinya MMI diantara lain:
a.       Kerinduan sebagian kalangan muda dan tokoh umat Islam, yang kemudian menjadi pelopor berdirinya MMI dan memprakarsai daulah Islamiyah (Negara Islam)
b.      Keprihatinan atas nasib para penegak syariat Islam yang selalu dicurigai
c.       Keprihatinan atas nasib Agama Islam yang selalu dipinggirkan, dan tidak diberi ruang gerak yang bebas untuk mengaktualisasikan agamanya sebagai agama mayoritas di Indonesia.
MMI merupakan pergerakan umat Islam yang berdasarkan ukhuwah islamiyah, kesamaan aqidah serta program perjuangan. MMI dibentuk sebagai wadah tegaknya syariat Islam bagi seluruh umat Islam dari suku, ras, atau dari golongan apapun.
Abu Bakar Ba’asyir adalah salah satu tokoh dari MMI. Dewasa ini Pondok Ngruki yang dipimpin oleh beliau sendiri, disebut sebagai tempat persemaian radikalisme MMI. Berikut kutipan dari buku yang resmi digunakan di Pondok Ngruki dalam mata pelajaran Aqidah 1B hal.17:
     Beramal karena tanah air, ini adalah syirik dan merusak nilai dua kalimah syahadat. Sesungguhnya seorang muslim dilarang membela tanah air kecuali apabila peraturannya atau undang-undangnya berdasarkan Islam dan mengamalkan hukum Allah, maka boleh ia beramal dan berjuang membela tanah air, karena hai itu berarti membela Islam. Tetapi bila beramalnya itu membela tanah air yang jelas-jelas menolak hukum Islam itu adalah syirik.

Disamping itu Pondok Ngruki juga menerapkan system pendidikan tradisional misalnya sorogan dan borongan untuk mengaji kitab. Namun subtansi pelajaran yang diberikan di Ngruki menekankan pemberlakuan syariat Islam menjadi isu utama dari materi pelajaran yang diberikan. Contohnya untuk materi Tauhid, mereka tidah hanya diajarkan tentang Keesaan Tuhan tapi juga diajarkan tentang penolakan atas berbagai penolakan atas pandangan dan institusi kenegaraan yang dinilai tidak berdasarkan ajaran Islam.
MMI menyadari bahwa perjuangan penegakan syariat Islam menuntut pengorbanan besar bagi anggotanya. Disamping menjadi da’i mereka berperan ganda sebagai mujahid seperti yang dicontohkan Nabi SAW. Untuk sistem kaderasisai MMI mengembangkan dua metode perkaderan, yaitu:
1.      Dakwah dan nasrullah, yaitu usaha untuk menyebarkan ajaran Islam termasuk keseluruhan hukum Islam dan hikmahnya.
2.      Jihad dalam arti perang untuk pemantapan agama. Dalam hal ini MMI telah memiliki laskar mujahid yang langsung terlibat dalam masalah jihad.
 
Pilihan pemberlakuan syariat Islam bagi mereka sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Bagi mereka hanya ada dua pilihan, Negara Islam atau mati syahid karena memperjuangkannya. Bagi MMI penegakan syariat Islam adalah tujuan utama dan merupakan solusi bagi kekacauan system pemerintahan dewasa ini. Tidak berarti harus dilaksanakan dalam sebuah Negara Islam secara formal, tetapi bisa juga dalam bentuk Negara Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar